Saturday, November 19, 2011

Ketika Allah Memilihmu Untukku 

"Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu..
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..
Orang tua yang begitu sempurna..
Dengan cinta yang begitu membuncah..
Aku dibesarkan dengan limpahan kasih yang tak terhingga..
Maka, padamu ku katakan..
Saat Allah memilihmu dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..
Memperlakukanku dengan sayang yang begitu indah..

Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah. Aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,
Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..
Maka, ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dengan keberadaanmu.
Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..
Karena kelak kita akan satu..
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku,
Kau dan aku akan menjadi 'kita'..


Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dengan ilmu dan tarbiyah,
Membentukku menjadi wanita yang mencintai Rabbnya..
Maka ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dengan ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..
Itulah visi pernikahan kita..
Ibadah pada-Nya ta'ala..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai nahkodaku..
Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..
Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,
Sungguh hatiku tetaplah wanita yang lemah pada kelembutan..
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..
Namun tatap mataku, tersenyumlah..
Tenangkan aku dengan genggaman tanganmu..
Dan nasihati aku dengan bijak dan hikmah..
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu..
Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..
Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..
Maka dimataku kau adalah yang terindah,
Kata2mu adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..
Maka kalau kau berkenan ku meminta..
Jadilah hunian yang indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..


Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..
Maka didiklah mereka menjadi generasi yang dirindukan syurga..
Yang di pundaknya akan diisi dengan amanah-amanah dakwah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..
Yang darahnya mengalir darah syuhada..
Dan ku yakin dari tanganmu yang penuh berkah, kau mampu membentuk mereka..
Dengan hatimu yang penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..


Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…
Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..
                                                                     
                                                                              widad@raiha

Saturday, November 12, 2011

wanita. jadilah seperti pohon semalu

Malu adalah salah satu sifat mahmudah yang seharusnya ada dalam diri kita terutamanya seorang wanita muslim. Ia penting sebagai benteng untuk menjaga iman kita dari terhakis oleh perkara yang mungkin boleh menjerumuskan kita ke lembah maksiat dan perbuatan lain yang tidak elok. Jika malu itu 50% daripada Iman, mana 50% lagi. Yang selebihnya ialah Takwa.  Malu dan Takwa adalah gandingan sifat yang menjadikan seseorang mempunyai 100% keimanan.  Takwa bermaksud bukan saja takut kepada Allah tetapi lebih daripada itu ‘buat apa yang disuruh dan tinggalkan apa yang ditegah’
Kita sebagai wanita muslim sepatutnya malu dengan Allah SWT jika ingkar akan suruhanNya, malu dengan Rasulullah SAW jika meninggalkan sunahNya, malu kerana lupa atau malas membaca Al-Quran, malu kerana tidak menghormati guru serta ibu bapa, malu kerana melakukan maksiat, dan yang penting malu dengan dosa-dosa kita.
Bila bercakap tentang malu, ada satu kisah menarik tentang MALU. Kisah antara Rasulullah SAW dan puteri baginda Fatimah.
Pada suatu hari, Rasulullah s.a.w berjalan-jalan bersama puteri baginda, Saidatina Fatimah r.a. Setibanya mereka berdua di bawah sebatang Pohon tamar, Fatimah terpijak pohon semalu, kakinya berdarah lalu mengadu kesakitan. Fatimah mengatakan kepada bapanya apalah gunanya pohon semalu itu berada di situ dengan nada yang sedikit marah.
Rasulullah dengan tenang berkata kepada puteri kesayangannya itu bahawa pohon semalu itu amat berkait rapat dengan wanita. Fatimah terkejut. Rasulullah menyambung kata-katanya lagi. Para wanita hendaklah mengambil pengajaran daripada pohon semalu ini dari 4 aspek.
Pertama, pohon semalu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh diibaratkan bahawa
wanita perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya).
Kedua, semalu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh itu, wanita perlu tahu mempertahankan diri dan maruah sebagai seorang wanita muslim.
Ketiga, semalu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi.
Ini bermakna wanita solehah hendaklah mempunyai keterikatan yang sangat kuat
dengan Allah Rabbul Alamin.
Dan akhir sekali, semalu akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang.
Oleh itu, para wanita sekalian, kembalilah ke rumahmu apabila waktu semakin senja.
Ambillah pengajaran dari semalu walau pun ia hanya sepohon tumbuhan yang kecil
Jadi, mulai hari ini ayuh wanita-wanita solehah sekalian, jadilah kita seperti pohon semalu yang akan malu pada tempatnya, yang sentiasa mempertahankan maruah dan harga diri, dan yang pandai menjaga diri.  Malu Sebahagian daripada Iman.